Minggu, 30 Mei 2010
MUSISI TELADANKU YAITU THOMAS MATTHEW DELONGE
Thomas Matthew DeLonge, Jr. atau sering disebut Tom DeLonge lahir 13 Desember 1975 adalah seorang musisi Amerika Serikat. Ibunya bernama Connie DeLonge. Tom mempunyai satu kakak laki-laki bernama Shon DeLonge dan satu adik perempuan bernama Kari DeLonge. Tom menikah dengan Jennifer Jenkins.
Dia membentuk band beraliran punk-rock bernama Blink 182, kini setelah bubarnya Blink 182 dia bergabung bersama Angels And Airwaves. Dulu ketika masih bersama Blink 182 Tom Delonge dan Travis Barker pernah membuat grup band beraliran Emo, Box Car Racer di tahun 2002 yang mengeluarkan self title album.
Perjalannya bersama Blink 182 bermula ketika dia masih sekolah di Rancho Bernardo High School yang kemudian bertemu dengan Anne Hoppus, saudara dari Mark Hoppus yang nantinya akan mempertemukannya dengan Mark Hoppus. Di tahun 1992 Tom bertemu dengan Scoot Raynor (drummer), bersama Mark dan Scoot akhirnya mereka membuat band bernama Blink, sebelum nantinya berganti nama mejadi Blink 182. Travis Barker menggantikan Scoot yang kabarnya kecanduan alcohol dan Narkoba di album Enema of the State.
Setelah mengeluarkan 8 album bersama Blink 182 dan terakhir mengeluarkan Greatest Hits akhirnya Blink 182 bubar. Tom kemudian membentuk sebuah band bersama David Kennedy, Adam “Atom” Willard, dan Ryan Sinn dengan nama Angels And Airwaves. Dalam perjalanannya bassist mereka Ryan Sinn keluar dari band ini, kemudian dia digantikan oleh Matt Wachter (mantan personil 30 Seconds to Mars) in May 2007.
Di tahun 2008 ini AVA telah mengeluarkan 2 album, album yang pertama adalah We Don’t Need to Whisper (2006) dan I-Empire (2007). Dengan bergabung di AVA nampaknya Tom Delonge bisa lebih bereksperimen dengan musiknya yang sangat berbeda kala dia masih di Blink 182. Di Blink 182 musik yang dimainkan rata-rata beraliran Punk, sedangkan di AVA sentuhan berbagai instrumen dan gitar dari Tom dkk membuat musiknya lebih agak slow dibandingkan dengan Blink 182.
PENDERITA PENYAKIT ANEH
Malang sekali nasib Muhamad Soleh. Usinya baru tujuh tahun tapi harus menahan derita sangat di tubuhnya. Tubuh bocah mungil itu penuh dengan luka gatal mulai kepala hingga ujung kaki.
Tiga tahun belakangan, Soleh menderita dibuatnya. Rasa gatal, panas, dan ngilu di persendian tubuh terasa hampir sepanjang hari. Kondisi ini membuat Soleh tidak mampu banyak beraktivitas.
Keterbatasan biaya, membuat Soleh hanya dirawat seadanya. Berprofesi sebagai buruh serabutan, ayah Soleh tak mampu berbuat lebih dari sekadar memberi anak tercintanya obat-obatan warung.
Derita fisik harus ditanggung Soleh kecil. Tapi yang lebih miris, Soleh pun kerap dikucilkan oleh rekan sebayanya karena takut tertular. Sang ayah berhara ada dermawan yang peduli terhadap anaknya.(JUM)
SUSNO DUADJI
Susno Duadji seorang sosok yang pemberani menurut saya. Susno Duadji yang dengan berani mengungkapkan banyak fakta di balik coreng morengnya Republik ini. Dan adalah resiko besar untuk mengungkapkan hal ini. Bukan tanpa bahaya bila Susno Duadji berani “menegakkan para penegak yang doyong kelebihan beban“
Di luar proses nantinya bagaimana, siapa yang salah – siapa yang benar, Susno Duadji layak mendapat bintang penghargaan melebihi apa yang ia dapatkan semasa bertugas selama ini. Berita berhembus, Susno Duadji juga terlibat dengan mafia hukum dan kasus-kasus yang sedang terjadi. Lihat saja, ” batu-batu sandungan sudah dipasang, jebakan-jebakan maut mungkin sudah lama dipersiapkan”. Dan apakah yang akan terjadi selanjutnya kepada Susno Duadji …?
Biografi Susno Duadji
Susno Duadji
Komjen Pol Drs. Susno Duadji, S.H, M.Sc. (lahir di Pagar Alam, Sumatera Selatan, 1 Juli 1954; umur 55 tahun) adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri) yang menjabat sejak 24 Oktober 2008 hingga 24 November 2009. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kapolda Jawa Barat.
Susno Duadji merupakan lulusan Akabri Kepolisian dan mengenyam berbagai pendidikan antara lain PTIK, S-1 Hukum, S-2 Manajemen, dan Sespati Polri. Ia juga mendapat kursus dan pelatihan di antaranya Senior Investigator of Crime Course (1988), Hostage Negotiation Course (Antiteror) di Universitas Louisiana AS (2000), Studi Perbandingan Sistem Kriminal di Kuala Lumpur Malaysia (2001), Studi Perbandingan Sistem Polisi di Seoul, Korea Selatan (2003), serta Training Anti Money Laundering Counterpart di Washington, DC, AS.
Susno Duaji adalah anak kedua dari delapan bersaudara. Ayahnya bernama Duadji, seorang sopir, dan ibunya, Siti Amah seorang pedagang kecil. Ia adalah suami dari Herawati dan bapak dari dua orang putri.
Berikut riwayat karir Susno Duadji sebelum menjabat sebagai Kabareskrim Polri.
• PAMA POLRES WONOGIRI (1978)PAMA POLRES WONOGIRI (1978)
• KABAG SERSE POLWIL BANYUMAS (1988)
• WAKA POLRES PEMALANG (1989)
• WAKA POLRESTA YOGYAKARTA (1990)
• KAPOLRES MALUKU UTARA (1995)
• KAPOLRES MADIUN (1997)
• KAPOLRESTA MALANG (1998)
• WAKAPOLWILTABES SURABAYA (1999)
• WAKASUBDIT GAKTIP DIT SABHARA POLRI(2001)
• KABID KORDILUM BABINKUM (2001)
• KABID BID RAPKUM DIV BINKUM POLRI (2002)
• PATI (DALAM RANGKA TUGAS LUAR) FORMASI MABES POLRI WAKIL KEPALA PPATK) (2004)
• KAPOLDA JABAR (2008)
Lulus dari Akademi Kepolisian 1977, Susno Duadji yang menghabiskan sebagian karirnya sebagai perwira polisi lalu lintas, sudah juga mengunjungi 90 negara untuk belajar menguak kasus korupsi. Karirnya mulai meroket ketika dia dipercaya menjadi Wakapolres Yogyakarta dan berturut-turut setelah itu Kapolres di Maluku Utara, Madiun, dan Malang. Susno mulai ditarik ke Jakarta, ketika ditugaskan menjadi kepala pelaksana hukum di Mabes Polri dan mewakili institusinya membentuk KPK pada tahun 2003. tahun 2004 dia ditugaskan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ( PPATK ). Sekitar tiga tahun di PPATK, Susno kemudian dilantik sebagai Kapolda Jabar dan sejak 24 Oktober 2008, dia menjadi Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri menggantikan Bambang Hendarso Danuri. Kode Susno sejak itu dikenal dengan Truno 3, atau orang nomor tiga paling berpengaruh di Polri setelah Kapolri dan Wakapolri.
Kontroversi Susno Duadji
1. Pernyataan Susno yang berbunyi “Ibaratnya di sini buaya disitu cicak. Cicak kok melawan buaya” telah menimbulkan kontroversi hebat di Indonesia. Akibat dari pernyataan ini muncul istilah “cicak melawan buaya” yang sangat populer. Istilah ini juga memicu gelombang protes dari berbagai pihak dan membuat banyak pihak yang merasa anti terhadap korupsi menamakan diri mereka sebagai Cicak dan sedang melawan para “Buaya” yang diibaratkan sebagai Kepolisian.
2. Kode “Truno 3″ disebut dalam percakapan yang disadap oleh KPK sehubungan dengan kasus bank Century.
3. Pernyataan Susno yang berbunyi ”Jangan Pernah Setori Saya” juga sangat terkenal saat beliau menjabat sebagai kapolda Jabar.
Pada tanggal 5 November 2009, Susno Duadji menyatakan mundur dari jabatannya, namun mulai 9 November 2009 ia kembali aktif sebagai Kabareskrim Polri. Pada 24 November 2009, Kapolri resmi memberhentikannya dari jabatan Kabareskrim. • (dari beberapa sumber saat jalan-jalan sore mencari Susno Duadji)
MAKANAN KHAS SUMATERA BARAT
SATE PADANG
Bahan:
1 kilogram lidah sapi, celup air panas, kerik, cuci bersih
1½ liter air
1 lembar daun kunyit
2 cm lengkuas, memarkan
4 lembar daun jeruk
1 batang serai, memarkan
3 cm asam kandis
1 sendok teh garam
18 tusuk sate
Campur, aduk rata:
25 gram tepung beras
1 sendok makan tepung sagu
Haluskan:
8 buah cabai merah keriting
1 sendok teh ketumbar bubuk
½ sendok teh lada
¼ sendok teh jinten
6 buah bawang merah
1 sendok teh kari bubuk
2 cm kunyit
2 cm jahe
2 sendok makan minyak goreng
Cara membuat:
Rebus lidah sapi, bumbu halus, kunyit, lengkuas, daun jeruk, serai, asam kandis, garam, masak hingga lidah empuk.
Angkat, tiriskan. Potong lidah ukuran 1 x 2 x 1 cm. Sisihkan airnya.
Tusuk setiap 5 potong lidah sapi dengan tusuk sate. Panggang di atas bara api sambil dibalik-balik dan dioles minyak hingga matang dan harum.
Panaskan air kaldu lidah, tambahkan air 500 ml, didihkan masukkan campuran tepung beras dan sagu dan bumbu, aduk rata dan mengental. Angkat.
Sajikan sate bersama saus, potongan ketupat dan taburan bawang merah goreng
RENDANG
Bahan:
1 kg daging tanpa lemak (waktu itu pake biefstuk atau beef steak)
2 bawang merah, rajang (sekitar 50 gram)
1 buah sereh memarkan
1 lembar daun salam
7,5 sendok teh sambel oelek (bisa dikurangi kalau terlalu pedas)
1 kaleng santan kental (400 ml)
Bumbu halus:
1 bongkol bawang putih (55 gram)
2 ruas jahe (100 gram)
2 bawang merah (50 gram)
1 lembar daun jeruk
Bumbu bubuk:
2 sdt pala
1 sdt ketumbar
½ sdt peres pekak (star anise)
½ sdt peres kayu manis
Semua bahan bubuk ini dicampur dan dikasih air sedikit
bawang merah (4 biji) dan bawang putih (1 bongkol) yang digunakan. Pokoknya 2 bawang merah dirajang untuk ditumis dan 2 sisanya untuk dijadikan bumbu halus.
jahenya harus banyak supaya enak. Jahe nggak bikin daging pahit.
Cara membuat :
1. Potong daging memanjang
2. Kemudian potong melintang
2. Panaskan minyak di wajan.
3. Tumis bawang merah sampai harum. Bawang merah di sini gede (bukan red onion lho ya tapi brambang atau sjalot atau shallot). Jadi 2 biji brambang sudah banyak.
4. Masukkan bumbu halus dan tumis sampai harum. Diblender saja, maklum males nguleg atau nggiling.
5. Masukkan sambel oelek ( ini merk sambal ny ) 6 sdt dan tumis sampai betul-betul harum.
Merk ini nih yang dipake (bukan promosi, karena nggak dapat komisi). Gilingan cabenya alus. Tapi jangan lupa, rasanya asin. Jadi tidak perlu pake garam lagi rendangnya. Oh ya, karena sudah asem, nggak perlu asem kandis takut makin asem.
6. Masukkan daging dan aduk
7. Masukkan bumbu bubuk
8. Masukkan sereh dan daun kunyit serta daun salam
9. Masukkan santan. pokoknya cari santan yang kental.
10. Jika kurang cabe tambahkan 1,5 sdt sambel oelek. Pokonya harus diicipi dulu.
11. Jangan lupa sering diaduk tapi jangan sampai hancur dagingnya.
masak lama-lama sampai jadi hitam, yang bikin hitam adalah palanya
Bahan:
1 kilogram lidah sapi, celup air panas, kerik, cuci bersih
1½ liter air
1 lembar daun kunyit
2 cm lengkuas, memarkan
4 lembar daun jeruk
1 batang serai, memarkan
3 cm asam kandis
1 sendok teh garam
18 tusuk sate
Campur, aduk rata:
25 gram tepung beras
1 sendok makan tepung sagu
Haluskan:
8 buah cabai merah keriting
1 sendok teh ketumbar bubuk
½ sendok teh lada
¼ sendok teh jinten
6 buah bawang merah
1 sendok teh kari bubuk
2 cm kunyit
2 cm jahe
2 sendok makan minyak goreng
Cara membuat:
Rebus lidah sapi, bumbu halus, kunyit, lengkuas, daun jeruk, serai, asam kandis, garam, masak hingga lidah empuk.
Angkat, tiriskan. Potong lidah ukuran 1 x 2 x 1 cm. Sisihkan airnya.
Tusuk setiap 5 potong lidah sapi dengan tusuk sate. Panggang di atas bara api sambil dibalik-balik dan dioles minyak hingga matang dan harum.
Panaskan air kaldu lidah, tambahkan air 500 ml, didihkan masukkan campuran tepung beras dan sagu dan bumbu, aduk rata dan mengental. Angkat.
Sajikan sate bersama saus, potongan ketupat dan taburan bawang merah goreng
RENDANG
Bahan:
1 kg daging tanpa lemak (waktu itu pake biefstuk atau beef steak)
2 bawang merah, rajang (sekitar 50 gram)
1 buah sereh memarkan
1 lembar daun salam
7,5 sendok teh sambel oelek (bisa dikurangi kalau terlalu pedas)
1 kaleng santan kental (400 ml)
Bumbu halus:
1 bongkol bawang putih (55 gram)
2 ruas jahe (100 gram)
2 bawang merah (50 gram)
1 lembar daun jeruk
Bumbu bubuk:
2 sdt pala
1 sdt ketumbar
½ sdt peres pekak (star anise)
½ sdt peres kayu manis
Semua bahan bubuk ini dicampur dan dikasih air sedikit
bawang merah (4 biji) dan bawang putih (1 bongkol) yang digunakan. Pokoknya 2 bawang merah dirajang untuk ditumis dan 2 sisanya untuk dijadikan bumbu halus.
jahenya harus banyak supaya enak. Jahe nggak bikin daging pahit.
Cara membuat :
1. Potong daging memanjang
2. Kemudian potong melintang
2. Panaskan minyak di wajan.
3. Tumis bawang merah sampai harum. Bawang merah di sini gede (bukan red onion lho ya tapi brambang atau sjalot atau shallot). Jadi 2 biji brambang sudah banyak.
4. Masukkan bumbu halus dan tumis sampai harum. Diblender saja, maklum males nguleg atau nggiling.
5. Masukkan sambel oelek ( ini merk sambal ny ) 6 sdt dan tumis sampai betul-betul harum.
Merk ini nih yang dipake (bukan promosi, karena nggak dapat komisi). Gilingan cabenya alus. Tapi jangan lupa, rasanya asin. Jadi tidak perlu pake garam lagi rendangnya. Oh ya, karena sudah asem, nggak perlu asem kandis takut makin asem.
6. Masukkan daging dan aduk
7. Masukkan bumbu bubuk
8. Masukkan sereh dan daun kunyit serta daun salam
9. Masukkan santan. pokoknya cari santan yang kental.
10. Jika kurang cabe tambahkan 1,5 sdt sambel oelek. Pokonya harus diicipi dulu.
11. Jangan lupa sering diaduk tapi jangan sampai hancur dagingnya.
masak lama-lama sampai jadi hitam, yang bikin hitam adalah palanya
SADOMASOKIS (SALAH SATU SEKS ABNORMAL)
Menabur sakit menuai nikmat, itulah penderita penyimpangan perilaku seks sadomasokis. Penyimpangan seksual ini merupakan gabungan antara pola perilaku seks yang sadistik dan masokistik. Ciri utama dari sadomasokis adalah munculnya nafsu birahi melalui rasa sakit. Ini jelas berbeda dengan orang normal yang birahinya lenyap justru kalau sedang sakit.
Bagi penderita ini, rasa sakit merupakan pengalaman sensasional yang mendebarkan, merangsang dan membangkitkan libido seksual. Disebut sadomasokis karena ada dua pihak yang terlibat dalam perilaku seks aneh ini. Pihak sadis adalah pasangan yang memberikan rasa sakit atau hukuman, misalnya memukul dengan cemeti, mengikat dengan tali atau rantai, menyundut dengan rokok, dan sebagainya.
Sebaliknya, pihak masokis adalah orang yang menerima rasa sakit, penghinaan atau orang yang dikendalikan oleh pasangannya. Umumnya, pasangan seksual sadomasokis terjadi dalam konteks yang mirip hukuman atasan-bawahan, yang meniru interaksi antara tuan atau nyonya dengan budaknya, majikan dan pelayannya, guru dan murid, pemilik dan anjing atau kudanya, dan orang tua dengan anaknya.
Sadomasokis biasanya mengenakan pakaian kulit hitam atau karet. Beberapa pria gay dan heteroseksual terlibat dalam semacam sadomasokisme yang dikenal dengan nama leathersex dengan mengenakan rantai kunci atau sapu tangan berwarna melambangkan peran yang dimainkan.
Bila dia mengenakan kunci di bagian kiri menunjukkan bahwa orang tersebut berperan sebagai si sadis, dan pada sisi kanan menunjukkan bahwa orang ini lebih suka sebagai si masokis. Anehnya lagi, penderita sadomasokis suka bertukar peran. Kadang-kadang si A jadi si sadis, si B masokis. Tak lama kemudian pada kesempatan sama atau bnerbeda, mereka berganti peran; si A menjadi si B dan sebaliknya.
Dalam bentuk yang lebih lunak, tanpa kekejaman yang jelas atau hukuman badaniah, sikap dominan dan sikap tunduk bisa ditemukan pada banyak pasangan, atau mungkin merupakan elemen fantasi kehidupan.
Meskipun tindakan sadomasokistik dalam bentuk yang sangat ekstrim dapat membahayakan fisik maupun psikologis, kebanyakan orang yang terlibat dalam perilaku seperti ini melakukannya dan paham terhadap resiko serta menjaga batas-batas yang telah ditentukan secara hati-hati. Mereka biasanya sadar tindakan sadis apa yang bisa membahayakan sang masokis, partner seksnya.
Bagi penderita ini, rasa sakit merupakan pengalaman sensasional yang mendebarkan, merangsang dan membangkitkan libido seksual. Disebut sadomasokis karena ada dua pihak yang terlibat dalam perilaku seks aneh ini. Pihak sadis adalah pasangan yang memberikan rasa sakit atau hukuman, misalnya memukul dengan cemeti, mengikat dengan tali atau rantai, menyundut dengan rokok, dan sebagainya.
Sebaliknya, pihak masokis adalah orang yang menerima rasa sakit, penghinaan atau orang yang dikendalikan oleh pasangannya. Umumnya, pasangan seksual sadomasokis terjadi dalam konteks yang mirip hukuman atasan-bawahan, yang meniru interaksi antara tuan atau nyonya dengan budaknya, majikan dan pelayannya, guru dan murid, pemilik dan anjing atau kudanya, dan orang tua dengan anaknya.
Sadomasokis biasanya mengenakan pakaian kulit hitam atau karet. Beberapa pria gay dan heteroseksual terlibat dalam semacam sadomasokisme yang dikenal dengan nama leathersex dengan mengenakan rantai kunci atau sapu tangan berwarna melambangkan peran yang dimainkan.
Bila dia mengenakan kunci di bagian kiri menunjukkan bahwa orang tersebut berperan sebagai si sadis, dan pada sisi kanan menunjukkan bahwa orang ini lebih suka sebagai si masokis. Anehnya lagi, penderita sadomasokis suka bertukar peran. Kadang-kadang si A jadi si sadis, si B masokis. Tak lama kemudian pada kesempatan sama atau bnerbeda, mereka berganti peran; si A menjadi si B dan sebaliknya.
Dalam bentuk yang lebih lunak, tanpa kekejaman yang jelas atau hukuman badaniah, sikap dominan dan sikap tunduk bisa ditemukan pada banyak pasangan, atau mungkin merupakan elemen fantasi kehidupan.
Meskipun tindakan sadomasokistik dalam bentuk yang sangat ekstrim dapat membahayakan fisik maupun psikologis, kebanyakan orang yang terlibat dalam perilaku seperti ini melakukannya dan paham terhadap resiko serta menjaga batas-batas yang telah ditentukan secara hati-hati. Mereka biasanya sadar tindakan sadis apa yang bisa membahayakan sang masokis, partner seksnya.
Langganan:
Postingan (Atom)